Istilah
filsafat sudah tidak asing lagi, istilah ini dipergunakan di dalam berbagai
konteks, misalnya filsafat Islam, filsafat negara, filsafat Yunani, filsafat
hukum, filsafat pendidikan, dan filsafat lainnya. Meskipun demikian, bagi yang
mendengar istilah ini mempunyai asosiasi yang bermacam-macam, hal ini tidak
aneh lagi karena filsafat tidak menunjuk akan sesuatu yang konkrit seperti
halnya kata-kata lain.
Pada
hakekatnya sukar sekali memberikan definisi mengenai filsafat, karena tidak ada
definisi yang definitif. Pengertian menurut arti katanya berasal dari bahasa
Yunani terdiri atas kata philein yang
artinya cinta dan sophia yang artinya
kebijaksanaan, yang berarti Filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Cinta yang
artinya hasrat yang besar yang berkobar-kobar atau bersungguh-sungguh,
kebijaksanaan yang artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya.
Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh akan kebenaran sejati.
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa
ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan keduanya. Berfilsafat didorong untuk
mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang belum kita tahu, selain itu
berfilsafat merupakan berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita
ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini. Berfilsafat berarti
mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh
sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau.
Berfilsafat berarti berendah hati mengevaluasi
segenap pengetahuan yang telah kita ketahui. Seseorang yang memilki
karakteristik berpikir filsafat memiliki sifat menyeluruh, sifat mendasar, dan
sifat spekulatif. Seorang ahli filsafat, jika berhadapan dengan penganut
aliran atau paham lain, biasanya bersikap lunak. Filsafat, walaupun bersikap
tenang dalam pekerjaannya sering mengeruhkan pikiran pemeluknya. Ahli filsafat
ingin mencari kelemahan dalam tiap-tiap pendirian dan argumennya,
walaupun argumennya sendiri. Filsafat menyelidiki, serta memikirkan
seluruh alam kenyataan dan menyelidiki bagaimana hubungan kenyataan satu sama
lain. Filsafat tidak saja menyelidiki tentang sebab akibat tetapi menyelidiki
hakikatnya sekaligus. Dalam pembahasannya filsafat menjawab apa ia sebenarnya,
dari mana asalnya dan hendak kemana perginya.
Filsafat
merupakan suatu kebenaran, demikian pula dengan ilmu pengetahuan, Agama juga
mengajarkan kebenaran. Kebenaran dalam filsafat dan ilmu pengetahuan adalah
kebenaran akal, sedangkan kebenaran menurut Agama adalah kebenaran akan wahyu.
Meskipun dalam filsafat dan ilmu pengetahuan mencari suatu kebenaran dengan
akal fikiran, hasil yang diperoleh baik oleh filsafat maupun ilmu pengetahuan
juga bermacam-macam. Hal ini dapat dilihat pada aliran yang berbeda-beda baik
di dalam filsafat maupun di dalam ilmu pengetahuan. Selain itu terdapat
bermacam-macam agama yang masing-masing agama mengajarkan kebenaran. Yang
terpenting adalah bagaimana agar aliran yang bermacam-macam di dalam filsafat dan
ilmu pengetahuan tidak saling bertabrakan satu sama lain, tetapi diharapkan
dapat saling membantu dan bekerja sama. Demikian pula agama yang bermacam-macam
hendaknya dapat saling menghargai dan berkerja sama dalam hal yang
memungkinkan.
Pengetahuan
yang telah disusun atau disistematisasi lebih lanjut dan telah dibuktikan serta
diakui kebenarannya adalah ilmu pengetahuan. Manusia merupakan sesuatu
filsafat. Dalam hal ini yang dikemukakan bukan lagi susunan tubuhnya,
kebudayaannya dan hubungannya dengan sesama manusia, akan tetapi hakekat
manusia yang ada di balik tubuhnya. Ada contoh mengenai bentuk jawaban yang
berupa filsafat dari manusia yang dikemukakan oleh Aristoteles, ia mengemukakan
adanya perkembangan sebagai berikut :
Benda
mati tumbuh-tumbuhan binatang manusia
Tumbuh-tumbuhan = benda mati + hidup
Karena
itu tumbuh-tumbuhan mempunyai jiwa hidup
Binatang = benda mati
+ hidup + perasaan
Karena
itu binatang mempunyai jiwa perasaan
Manusia = benda mati + hidup + perasaan + akal
Karena
itu manusia mempunyai jiwa rasional
Itu alasannya manusia dikatakan sebagai animal rasionale. Disamping itu
Aristoteles menyebutkan manusia sebagai zoon
politicon atau makhluk sosial dan makhluk hymorfik yaitu terdiri atas materi-materi dan bentuk-bentuk.
Dari contoh yang dikemukakan oleh Aristoteles
tersebut filsafat merupakan pendalaman lebih lanjut dari iklmu pengetahuan. Di
sinilah batasan kemampuan akal manusia, dengan akalnya manusia tidak akan dapat
menjawab pertanyaan yang lebih dalam mengenai manusia. Dengan akalnya manusia
hanya mampu memberikan jawaban dalam suatu batasan-batasan tertentu.
Hubungan antara ilmu pengetahuan, filsafat dan adama
dalam menghadapi problem (masalah) manusia akan menjawab dengan ilmu
pengetahuan. Jika pertanyaan itu lebih dalam lagi jawaban yang diberikan berupa
filsafat. Antara ilmu pengetahuan dan filsafat terdapat suatu hubungan yang
erat. Suatu pendalaman tentang ilmpu pengetahuan akan sampai pada filsafat dan
problem yang bersifat filsafati dapat pula diterangkan melalui ilmu
pengetahuan.
Filsafat dan ilmu pengetahuan mempunyai suatu
hubungan yang baik dengan agama. Ilmu pengetahuan dan filsafat dapat membantu
menyampaikan lebih lanjut ajaran agama kepada manusia, sebaliknya agama dapat
membantu memberikan jawaban terhadap suatu masalah yang tidak dapat dijawab
oleh ilmu pengetahuan dan filsafat. Agama dapat memberi jawaban pada hal-hal
yang sudah diluar ilmu pengetahuan dan filsafat, “tidak berarti bahwa agama
adalah diluar ratio, agama adalah
tidak rasional”. Dalam kata lain tidak berarti bahwa agama hanya berhubungan
dengan hal-hal yang irrasional, Agama bahkan mengatur seluruh kehidupan manusia
untuk berbakti kepada Tuhan. Filsafat dan ilmu pengetahuanlah yang menjelaskan
fakta dan realita atau hal yang dihadapi sama. Tugas agama dapat dibantu oleh
ilmu pengetahuan dan filsafat. Selain itu tidak berarti bahwa agama seolah-olah
di luar lingkaran filsafat dan filsafat di luar lingkaran ilmu pengetahuan.
Dalam hal ini dapat diperhatikan berbagai faktor
yang memberikan pengaruh misalnya latar belakang ruang, waktu, lingkungan dan
tempat. Suatu konflik dapat terjadi karena akibat sikap yang ekstrim misalnya
mengagungkan kemampuan akal yang berlebih-lebihan, menghargai nilai-nilai
tertentu sebagai yang paling tinggi misalnya nilai positif, nilai pragmatik dan
nilai materalistik. Sebaliknya sikap ekstrim yang menolak pendapat lain yang
berbeda seolah-olah pendapatnya sendiri yang paling sempurna, dengan menyadari
keadaan serta kedudukan masing-masing maka antara ilmu pengetahuan dan filsafat
serta agama dapat terjalin hubungan yang saling menguntungkan.
Manfaat Filsafat
Filsafat mempunyai kegunaan baik yang teoritik
maupun praktik, dengan memperlajari filsafat orang akan bertambah
pengetahuannya, dengan bertambahnya pengetahuan ia akan mampu menyelidiki
segala sesuatu lebih luas dan lebih dalam. Setelah itu akan dapat menjawab
sesuatu dengan lebih mendalam dan luas.
Filsafat
juga mengajarkan hal-hal praktik. Banyak sekali kegunaan ajaran filsafat yang
dapat dipraktekkan sehari-hari, misalnya logika, etika, dan estetika. Logika
mengajarkan kita agar berpikir secara teratur dan runtut serta sistematik agar
daopat mengambil kesimpulan yang benar, logika adalah cabang filsafat tentang
berfikir. Dalam kehidupan sehari-hari orang selalu mengambil kesimpulan, agar
dapat mengambil kesimpulan yang benar maka alat yang digunakan harus tepat,
alat tersebut dapat diperoleh dalam logika, karena logika berisi tuntunan agar
dalam mengambil kesimpulan mendasarkan diri atas peraturan-peraturan. Dengan
mempelajari peraturan tersebut orang akan dapat mengemukakan pendapatnya serta
menyimpulkan dengan tertib, benar, teratur dan logik. Mempelajari logika
sebagai salah satu cabang filsafat akan besar manfaatnya baik secara teoritik
maupun praktik.
Etika
mempeajari tingkah laku dan perbuatan manusia yang dilakukan dengan sadar,
ucapan dan hati nurani manusia dilihat dari kacamata baik-buruk. Etika
mengajarkan tentang moral dan kesusilaan, etika dapat menunjukkan bagaimana
norma yang baik dan bagaimana manusia hidup menurut norma tersebut. Dengan
mempelajari etika sebagai cabang filsafat orang dapat memetik buah berharga
bagi diri dan kehidupannya.
Jadi
intinya filsafat mempunya berbagai macam kegunaan, diantaranya :
1.
Melatih diri
untuk berpikir kritik, runtut, dan menyusun hasil pikiran tersebut secara
sistematik.
2.
Menambah
pandangan dan cakrawala yang lebih luas agar tidak berpikir dan besikap sempit
dan tertutup.
3.
Dapat melatih
diri melakukan penelitian, pengkajian dan memutuskan atau mengambil kesimpulan
mengenai sesuatu hal secara mendalam dan komprehensif.
4.
Menjadikan diri
bersifat dinamik dan terbuka dalam menghadapi berbagai problem.
5.
Dapat membuat
diri menjadi manusia yang penuh toleransi dan tenggang rasa.
6.
Menjadi alat
yang berguna bagi manusia baik untuk kepentingan pribadinya maupun dalam
hubungannya dengan orang lain.
7.
Dapat menyadari
akan kedudukan manusia baik sebagai pribadi maupun dalam hubungannya dengan
orang lain, alam sekitar dan Tuhan Yang Maha Esa.
8.
Menjadikan
manusia lebih taat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Berdasarkan
sejarah kelahirannya, filsafat berfungsisebagai induk ilmu pengetahuan. Saat
itu belum ada ilmu pengetahuan lain, sehingga filsafat harus menjawab segala
macam hal. Soal manusia, soal masyarakat, soal ekonomi, soal negara, soal
kesehatan, filsafat lah yang membicarakannya.
Karena
perkembangan keadaan dan masyarakat, banyak problem yang tidak dapat dijawab
oleh filsafat. Lahirlah ilmu pengetahuan yang sanggup memberi jawaban terhadap
problem-problem tersebut, misalnya ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan
kedokteran dan lain-lain. Ilmu pengetahuan tersebut lalu terpecah lagi menjadi
lebih khusus, kemudian lahirlah berbagai disiplin ilmu yang sangat banyak
dengan kekhususannya.
Spesialisasi
terjadi sededemikian rupa hingga hubungan antara cabang dan ranting ilmu
pengetahuan sangat kompleks. Hubungan tersebut ada yang masih dekat tetapi ada
juga yang telah jauh, bahkan ada yang tidak mempunyai hubungan. Apabila
ilmu-ilmu pengetahuan tersebut terus berusaha memperdalam dirinya akhirnya
sampai juga pada filsafat. Sehubungan dengan keadaan tersebut filsafat dapat
berfungsi sebagai interdisipliner sistem. Filsafat dapat juga berfungsi
menghubungkan ilmu-ilmu pengetahuan yang telah kompleks, selain itu filsafat
berfungsi sebagai tempat bertemunya berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
Referensi :
Jerome R. Ravertz, 2004. Filsafat Ilmu (Sejarah dan
Ruang Lingkup Bahasan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset.
Jujun S. Suriasumantri, 2005. Filsafat Ilmu Sebuah
Pengantar Populer. Jakarta. Pusataka Sinar Harapan.
Sunoto, 1982. Mengenal Filsafat Pancasila Pendekatan
Melalui Metafisika. Logika Dan Etika. Yogyakarta. PT Hanindita Graha Widya.