21 Maret 2014

Komunitas Virtual (Virtual Community)
Oleh: Lina SUpriyani (F1C010008)

Komunikasi secara umum merupakan sebuah proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi didalam diri seseorang diantara dua atau lebih denan tujuan tertentu. Dengan berbagai cara setiap komunitas masyarakat dapat melakukan sebuah komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Akan tetapi cara berkomunikasi yang dilakukan oleh komunitas sekarang ini kebanyakan melalui duni maya (tidak langsung) yang biasa disebut dengan komunitas virtual.
Teknologi komunikasi mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Pada era teknologi seperti saat ini yang sudah semakin maju, apapun dapat dilakukan, cukup dengan hanya memiliki komputer dan internet. Karena alat tersebut sudah cukup bertenaga untuk mengakomodasi kebutuhan manusia mulai dari bekerja sampai bersosialisasi. Komunikasi virtual merupakan komunikasi yang bermediakan alat elektronik yang serba canggih dengan representasi informasi digital yang bersifat diskrit. dalam menyampaikan pesan yang hendak dsampaikan kepada komunikan. Namun disini komunikasi virtual sering di artikan sebagai komunikasi ”dunia maya” padahal keberadaan sistem elektronik itu sendiri adalah konkrit dimana komunikasi virtual sebenarnya dilakukan dengan cara representasi informasi digital yang bersifat diskrit. Sedangkan komunikasi tatap muka atau yang sering disebut dengan komuikasi klasik merupakan komunikasi yang membutuhkan orang lebih dari satu untuk bertatapmuka ketika hendak menyampaikan pesan yang hendak disampaikan.     
            Komunitas virtual terjadi karena berbagai macam hal, yaitu adanya sebuah persamaan, memiliki minat dan kepentingan yang sama. Bentuk dari komunitas virtual sangat mudah ditemukan dimana saja, salah satunya yaitu dalam penggunaan internet. Hal ini terjadi karena internet merupakan sebuah media komunikasi yang cukup efektif dan efisien, dengan menggunakan internet komunitas (masyarakat) dapat menggunakan layanan chatting, email, facebook, twitter, kaskus, blog dan lain sebagainya yang dapat diakses menggunakan internet untuk melakukan komunikasi. Keberadaan internet membuat masyarakat ketergantungan. Dapat kita lihat juga dengan adanya penjualan telepon genggam (handphone) dengan kelengkapan fasilitas untuk mengakses internet. Dengan adanya komunikasi virtual memudahkan manusia untuk mengunakan media daripada menggunaka media tradisional dengan cara  tatap muka (face to face). Oleh karena itu kemudahan komunikasi dengan media ini membuat sebuah komunitas baru yaitu komunitas virtual.
            Memiliki persamaan dalam komunitas ini membuat mudahnya melakukan sebuah komuikasi. Misalnya karena memiliki hobi yang sama kemudian mengakses di dunia maya, selain itu memiliki minat dan kepentingan yang sama dengan beberapa pengguna internet. Internet muncul pada penghujung abad ke 21, pengguna internet dan masyarakat luas masih mengidentikan  sebagai perkembangan teknologi komputer atau. Sisi ilmu komunikasipun nampaknya gagap dan bingung untuk memahami dan melihat fenomena internet ke dalam kajian konsep dan teori. Uniknya lagi, internet ternyata bukan sekedar menjadi alternatif media komunikasi saja, tetapi juga ikut membentuk pola-pola komunikasi baru. Bentuk atau pola komunikasi baru tersebut antara lain; sifat komunikasi bermedia berubah menjadi komunikasi yang interaktif, waktu antara pengirim dan penerima pesan menjadi keniscayan untuk semakin tipis, serta konteks komunikasi berlangsung dalam dunia maya (virtual). Sampai saat ini tidak banyak yang mengkaji internet dalam prespektif ilmu komunikasi atau bahkan sebagai media komunikasi. Popularitas artikel dan publikasi ilmiahnya tenggelam di tengah keasyikan dan peranannya sebagai suatu jaringan multi media. Bahkan, kontroversi mengkategorikan internet sebagai media massa atau personal hingga kini masih dalam perdebatan. Komunikasi melalui komunikasi virtual dimungkinkan terjadinya komunikasi antar berbagai personal yang perbedaan secara sosiologis dan budaya sangat berbeda. Komunikator dan komunikan mungkin sekali berbeda bahasa, budaya, ras, dan latar belakang sosial ekonomi, pendidikan dan sebagainya.
Penggunaan media komunikasi virtual memaksakan penggunanya memiliki kemampuan intelegensi dalam menggunakannya. Hal ini dapat berdampak pada ketergantungan kesuksesan hidup pada penguasaan pengetahuan dan teknologi yang semaki pesat kemajuannya. Hal ini dikatakan sebagai komunitas virtual karena mereka benar berinteraksi melalui dunia (ruang) maya melalui layanan chatting, email, facebook, twitter, kaskus, blog dan lain sebagainya. Komunitas virtual memiliki ketergantukan akan fasilitas layanan komunikasi yang tersedia, cenderung bersifat konsumtif. Sekarang ini banyak orang menggunakan media internet menggunakan kaskus ataupun facebook sebagai media berjualan (berdagang), dari mulai berdagang baju, sepatu, perhiasan, jam tangan, jamu pelangsing, dan lain sebagainya. Tingkat keseringan untuk meng-upload status, memperbaharui, dan mengikuti perkembangan status mereka, apakah ada orang lain yang mengomentari atau memberi tanda jempol sebagai tanda menyukai status anda semakin terlihat sebagai cirri-ciri orang dalam komunitas virtual. Dapat dilihat pula ketergantungan   dengan ponsel yang dilengkapi fitu-fitur yang member kemudahan dalam mengakses internet. Dengan begitu, setiap hati mereka sedang kesal, sedih, bahagia, murung, senang, berbunga-bunga, atau ketika mereka sedang berada disuatu tempat dengan kejadian yang tidak menarik sampai yang sangat menarik, mereka tuliskan dalam status mereka di facebook maupun twitter, path dan media sosia lainnya seperti Path yang sedang marak sekarang ini.

Kelebihan dari Komunikasi Virtual
1.      Sebagai media komunikasi interaktif Feedback yang terjadi dalam komunikasi interaktif terjadi langsung dari komunikannya
2.      Memecahkan persoalan materialisme, dan konsumenisme. Lewat komunikasi virtual kita bisa mengetahui semua yang ada di dunia ini dengan melalui internet, jika kita menginginkan sebuah gambar tokoh artis pujaan kita, kita tidak lagi susah-susah untuk membeli atau mencarinya karena kita bisa mendapatkan secara gratis melalui internet.
3.      Mengurangi persoalan AIDS/HIV Melalui internet kita bisa memuaskan hasrat seks kita tanpa adanya ketakutan terkena virus-virus seksual.
4.      Mengurangi konflik sosial, ekonorni den politik. Walaupun dalam dunia maya kita bisa berinteraksi dengan kebudayaan lain dann bisa menimbulkan suatu konflik tapi di sini kemungkinan munculnya konflik sangatlah sedikit.
5.      Terbebas dan “urban decay” dan “social disintegration”. Persoalan kemacetan, kepadatan penduduk, sampah, merupakan persoalan kota besar yang dapat dikurangi bila sebagian kehidupan fisik dialihkan ke dalarn kehidupan virtual.
6.      Memecahakan persoalan kebebasan dan demokrasi. Cyberspace menjadi sebuah “public sphere” yana ideal, yang tidak dapat ditemukan di dalam kehidupan nyata.

Kekurangan Model Komunikasi Virtual
1.      Pengguna internet yang terlalu berlebihan akan menjadi over dan kemungkinan menjadikan dunia maya menjadi suatu penyalur hasrat dan aka menjadi hyper.
2.      Cyberspace menjadi penyalur hasrat seks, kejahatan, sadisme, kedangkalan.
3.      Cyberporn, menjadi persoalan masa depan karena cyberspace yang tanpa identitas.
4.      Cybespace menajdi ajang kebrutalan semiotic. 

DAFTAR PUSTAKA
Widiarso,retno dkk. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pekalongan.Multi Grafika.2009

http://andrian7.blogspot.com/2012/02/komunikasi-virtual.html
     

0 komentar:

Posting Komentar

 
;