Komunitas
Virtual (Virtual Community)
Oleh:
Lina SUpriyani (F1C010008)
Komunikasi secara umum merupakan sebuah proses pembentukan, penyampaian,
penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi didalam diri seseorang diantara
dua atau lebih denan tujuan tertentu. Dengan berbagai cara setiap komunitas
masyarakat dapat melakukan sebuah komunikasi, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Akan tetapi cara berkomunikasi yang dilakukan oleh komunitas sekarang
ini kebanyakan melalui duni maya (tidak langsung) yang biasa disebut dengan
komunitas virtual.
Teknologi komunikasi mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu. Pada era teknologi seperti saat ini yang sudah semakin maju, apapun
dapat dilakukan, cukup dengan hanya memiliki komputer dan internet. Karena alat
tersebut sudah cukup bertenaga untuk mengakomodasi kebutuhan manusia mulai dari
bekerja sampai bersosialisasi. Komunikasi
virtual merupakan komunikasi yang bermediakan alat elektronik yang serba
canggih dengan representasi informasi digital yang bersifat diskrit. dalam menyampaikan pesan yang hendak
dsampaikan kepada komunikan. Namun disini komunikasi virtual sering di artikan
sebagai komunikasi ”dunia maya” padahal keberadaan sistem elektronik itu
sendiri adalah konkrit dimana komunikasi virtual sebenarnya dilakukan dengan
cara representasi informasi digital yang bersifat diskrit. Sedangkan komunikasi
tatap muka atau yang sering disebut dengan komuikasi klasik merupakan
komunikasi yang membutuhkan orang lebih dari satu untuk bertatapmuka ketika
hendak menyampaikan pesan yang hendak disampaikan.
Komunitas virtual terjadi karena berbagai macam hal,
yaitu adanya sebuah persamaan, memiliki minat dan kepentingan yang sama. Bentuk
dari komunitas virtual sangat mudah ditemukan dimana saja, salah satunya yaitu
dalam penggunaan internet. Hal ini terjadi karena internet merupakan sebuah
media komunikasi yang cukup efektif dan efisien, dengan menggunakan internet
komunitas (masyarakat) dapat menggunakan layanan chatting, email, facebook,
twitter, kaskus, blog dan lain sebagainya yang dapat diakses menggunakan
internet untuk melakukan komunikasi. Keberadaan internet membuat masyarakat
ketergantungan. Dapat kita lihat juga dengan adanya penjualan telepon genggam (handphone)
dengan kelengkapan fasilitas untuk mengakses internet. Dengan adanya komunikasi
virtual memudahkan manusia untuk mengunakan media daripada menggunaka media
tradisional dengan cara tatap muka (face
to face). Oleh karena itu kemudahan komunikasi dengan media ini membuat
sebuah komunitas baru yaitu komunitas virtual.
Memiliki
persamaan dalam komunitas ini membuat mudahnya melakukan sebuah komuikasi.
Misalnya karena memiliki hobi yang sama kemudian mengakses di dunia maya,
selain itu memiliki minat dan kepentingan yang sama dengan beberapa pengguna
internet. Internet muncul pada penghujung abad ke 21, pengguna internet dan masyarakat
luas masih mengidentikan sebagai perkembangan
teknologi komputer atau. Sisi ilmu komunikasipun nampaknya gagap dan bingung untuk memahami dan
melihat fenomena internet ke dalam kajian konsep dan teori. Uniknya lagi,
internet ternyata bukan sekedar menjadi alternatif media komunikasi saja,
tetapi juga ikut membentuk pola-pola komunikasi baru. Bentuk atau pola
komunikasi baru tersebut antara lain; sifat komunikasi bermedia berubah menjadi
komunikasi yang interaktif, waktu antara pengirim dan penerima pesan menjadi
keniscayan untuk semakin tipis, serta konteks komunikasi berlangsung dalam
dunia maya (virtual). Sampai saat ini tidak banyak yang mengkaji
internet dalam prespektif ilmu komunikasi atau bahkan sebagai media komunikasi.
Popularitas artikel dan publikasi ilmiahnya tenggelam di tengah keasyikan dan
peranannya sebagai suatu jaringan multi media. Bahkan, kontroversi mengkategorikan
internet sebagai media massa atau personal hingga kini masih dalam perdebatan. Komunikasi melalui komunikasi virtual dimungkinkan
terjadinya komunikasi antar berbagai personal yang perbedaan secara sosiologis
dan budaya sangat berbeda. Komunikator dan komunikan mungkin sekali berbeda
bahasa, budaya, ras, dan latar belakang sosial ekonomi, pendidikan dan
sebagainya.
Penggunaan media komunikasi virtual memaksakan
penggunanya memiliki kemampuan intelegensi dalam menggunakannya. Hal ini dapat
berdampak pada ketergantungan kesuksesan hidup pada penguasaan pengetahuan dan
teknologi yang semaki pesat kemajuannya. Hal ini dikatakan sebagai komunitas virtual karena mereka
benar berinteraksi melalui dunia (ruang) maya melalui layanan chatting, email,
facebook, twitter, kaskus, blog dan lain sebagainya. Komunitas virtual memiliki ketergantukan akan
fasilitas layanan komunikasi yang tersedia, cenderung bersifat konsumtif.
Sekarang ini banyak orang menggunakan media internet menggunakan kaskus ataupun
facebook sebagai media berjualan (berdagang), dari mulai berdagang baju, sepatu,
perhiasan, jam tangan, jamu pelangsing, dan lain sebagainya. Tingkat keseringan untuk meng-upload status, memperbaharui, dan mengikuti
perkembangan status mereka, apakah ada orang lain yang mengomentari atau
memberi tanda jempol sebagai tanda menyukai status anda semakin terlihat
sebagai cirri-ciri orang dalam komunitas virtual. Dapat dilihat pula ketergantungan
dengan ponsel yang dilengkapi fitu-fitur yang
member kemudahan dalam mengakses internet. Dengan begitu, setiap hati mereka sedang
kesal, sedih, bahagia, murung, senang, berbunga-bunga, atau ketika mereka
sedang berada disuatu tempat dengan kejadian yang tidak menarik sampai yang
sangat menarik, mereka tuliskan dalam status mereka di facebook maupun twitter,
path dan media sosia lainnya seperti Path yang sedang marak sekarang ini.
Kelebihan dari Komunikasi
Virtual
1.
Sebagai media komunikasi interaktif
Feedback yang terjadi dalam komunikasi interaktif terjadi langsung dari
komunikannya
2. Memecahkan persoalan
materialisme, dan konsumenisme. Lewat komunikasi virtual kita bisa mengetahui
semua yang ada di dunia ini dengan melalui internet, jika kita menginginkan
sebuah gambar tokoh artis pujaan kita, kita tidak lagi susah-susah untuk
membeli atau mencarinya karena kita bisa mendapatkan secara gratis melalui
internet.
3. Mengurangi persoalan AIDS/HIV
Melalui internet kita bisa memuaskan hasrat seks kita tanpa adanya ketakutan
terkena virus-virus seksual.
4. Mengurangi konflik sosial,
ekonorni den politik. Walaupun dalam dunia maya kita bisa berinteraksi dengan
kebudayaan lain dann bisa menimbulkan suatu konflik tapi di sini kemungkinan
munculnya konflik sangatlah sedikit.
5. Terbebas dan “urban decay” dan
“social disintegration”. Persoalan kemacetan, kepadatan penduduk, sampah,
merupakan persoalan kota besar yang dapat dikurangi bila sebagian kehidupan
fisik dialihkan ke dalarn kehidupan virtual.
6. Memecahakan persoalan
kebebasan dan demokrasi. Cyberspace menjadi sebuah “public sphere” yana ideal,
yang tidak dapat ditemukan di dalam kehidupan nyata.
Kekurangan Model Komunikasi Virtual
1.
Pengguna internet yang terlalu berlebihan akan menjadi over dan kemungkinan
menjadikan dunia maya menjadi suatu penyalur hasrat dan aka menjadi hyper.
2.
Cyberspace menjadi penyalur hasrat seks, kejahatan, sadisme, kedangkalan.
3.
Cyberporn, menjadi persoalan masa depan karena cyberspace yang tanpa
identitas.
4.
Cybespace menajdi ajang kebrutalan semiotic.
DAFTAR PUSTAKA
Widiarso,retno
dkk. Teknologi Informasi
dan Komunikasi. Pekalongan.Multi
Grafika.2009
http://andrian7.blogspot.com/2012/02/komunikasi-virtual.html
0 komentar:
Posting Komentar