18 April 2014 0 komentar


Culture Studies dan Budaya Massa
Oleh: Lina Supriyani (F1C010008)

Culture studies adalah satu teori yang dibangun oleh para pemikir yang memandang produksi pengetahuan teoristis sebagai praktik politik. Disini, pengetahuan tidak pernah menjadi fenomena netral atau objektif, melainkan soal posisionalitas, soal dari mana orang berbicara kepada siapa dan untuk tujuan apa. Cultur studies dilihat sebagai situs penting bagi produksi dan reoroduksi hubungan sosial dalam kehidupan sehari- hari.
Cultural studies itu sendiri mempunyai beberapa definisi sebagaimana dinyatakan oleh Barker (via Storey, 2003), antara lain yaitu sebagai kajian yang memiliki perhatian pada:
  1. Hubungan atau relasi antara kebudayaan dan kekuasaan;
  2. Seluruh praktik, institusi dan sistem klasifikasi yang tertanam dalam nilai-nilai partikular, kepercayaan, kompetensi, kebiasaan hidup, dan bentuk-bentuk perilaku yang biasa dari sebuah populasi berbagai kaitan antara bentuk-bentuk kekuasaan gender, ras, kelas, kolonialisme dan sebagainya dengan pengembangan cara-cara berpikir tentang kebudayaan dan kekuasaan yang bisa digunakan oleh agen-agen dalam mengejar perubahan berbagai kaitan wacana di luar dunia akademis dengan gerakan-gerakan sosial dan politik, para pekerja di lembagalembaga kebudayaan, dan manajemen kebudayaan.
  3. Cultural studies adalah suatu arena interdisipliner dimana perspektif dari disiplin yang berlainan secara selektif dapat digunakan untuk menguji hubungan kebudayaan dengan kekuasaan.
  4. Cultural studies terkait dengan semua pihak, institusi dan system klasifikasi tempat tertanamnya nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan, kompetensi-kompetensi, rutinitas kehidupan dan bentuk-bentuk kebiasaan perilaku masyarakat.

Cultural studies berusaha mngekplorasi hubungan antara bentuk-bentuk kekuasaan ini dan berusaha mengembangkan cara berpikir tentang kebudayaan dan kekuasaan yang dapat dimanfaatkan oleh sejumlah agen dalam upaya melakukan perubahan. Arena institusional utama cultural studies adalah perguruan tinggi, dan dengan demikian cultural studies menjadi mirip dengan disiplin-disiplin akademis lain. Namun, ia mencoba membangun hubungan diluar akademi dengan gerakan sosial dan gerakan politik, para pekerja dalam institusi-institusi kultural dan manajemen kultural. Cultural studies adalah suatu proyek yang mengasikkan dan cair yang mengisahkan kepada kita cerita tentang dunia yang tengah berubah dengan harapan agar kita dapat memperbaikinya. 
Budaya Massa
Bahwa budaya massa diciptakan untuk tujuan keuntungan dan karena itu, budaya massa harus dibuat homogen dan terstandar untuk menarik audiens. Di dalam proses ini kemudian menjadikan seroang kreator berubah menjadi pekerja di tengah produksi.
Hal- hal yang terdapat pada Budaya Massa:
a.       Pengaruh negatif terhadap budaya tinggi. Budaya massa meminjam dan sekaligus merendahkan budaya sesungguhnya.
b.      Pengaruh negatif terhadap audiens. Menumbuhkan kesadaran palsu bahkanmembahayakan secara emosional.
c.       Pengaruh negatif terhadap masyarakat secara umum. Mereduksi kualitas budaya masyarakat.

Pada umumnya budaya massa dipengaruhi oleh budaya populer. Pemikiran tentang budaya populer menurut Ben Agger (1992;24) dapat dikelompokan menjadi empat aliran:
a.       Budaya dibangun berdasarkan kesenangan namun tidak  substansial dan mengentaskan orang dari kejenuhan kerja sepanjang hari
b.      Kebudayaan populer menghancurkan nilai budaya tradisional
c.       Kebudayaan menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi marx kapitalis
d.      Kebudayaan populer merupakan budaya yang menetes dari atas.

Pengaruh Terhadap Audiens
Secara spesifik, efek budaya massa terhadap audiensnya sudah menjadi postulat: bahwa ia secara emosional merusak karena (cenderung)menghadirkan kepuasan palsu,brutalisme yang ditampilkan lewat adegan kekerasan dan seks. Secara intelektual, budaya massa juga mempengaruhi publiknya terkait dengan kemampuan mengatasi realitas, dan secara kultural,mendistorsi kemampuan mereka  terlibat dalam level budaya yang lebih tinggi.
Mac Donald menggambarkan budaya pop sebagai sesuatu yang merendahkan, sepele. Sedangkan Van den Haag melukiskan bahwa semua media pada akhirnya mengasingkan orang- orang dari pengalaman pribadi, secara intensif mengisolasi mereka dari yang lainnya, dari realitas dan bahkan dari diri mereka sendiri. Seseorang menggunakan media ketika mereka kesepian dan bosan. Tetapi media massa, kemudian mereduksi setiap kapasitas pengalaman berarti.
Referensi:

Barker, Chris. 2008. Cultural Studies. Yogyakarta: Kreasi Wacana

Storey, John. 2006. Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Yogyakarta: Jala Sutra disusun oleh : Arfina, Tri W, Siti A, Budi S

http://duniadandia.blogspot.com/2011/03/studi-media-budaya-dan-budaya-bangsa.html
11 April 2014 0 komentar
Media Baru (internet) Menggantikan Komunikasi Antara Anggota Kelompok
Oleh : Lina Supriyani (F1C010008)
 
Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Manfaat media untuk memudahkan sesorang dalam memperoleh sesuatu yang di cari, yang biasanya kita cari langsung dari tempatnya kini sudah tidak begitu lagi, kita bisa memesan barang melalui fasilitas internet ataupun menghubungi customer service dan juga bagi mahasiswa dan pelajar adalah penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, efisiensi dalam waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar serta mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Media baru (new media) merupakan sebuah terminologi untuk menjelaskan konvergensi antara teknologi komunikasi digital yang terkomputerisasi serta terhubung ke dalam jaringan. Contoh dari media yang sangat merepresentasikan media baru adalah internet. Program televisi, film, majalah, buku, surat kabar, dan jenis media cetak lain tidak termasuk media baru.
Internet menjadi media efektif bagi sebuah kelompok untuk menyebarkan paham yang minoritas, karena internet memiliki sifat yang bebas ruang dan waktu. Melalui internet kita dapat menyebarkan gagasan tanpa dipengaruhi oleh masalah tempat dan masalah waktu. Jika kita menjelajahi internet kitapun akan menemukan segalanya di sana, mulai dari yang religius hingga yang berbau pornografi. Dengan makin banyaknya orang yang menjelajah internet maka semakin banyaklah orang yang terampil berbicara secara lugas hingga bicara yang menutupi jati diri orang seorang. Ada banyak fasilitas diinternet yang dapat dijadikan sarana bertukar informasi, gagasan, hingga hal-hal sepribadi mungkin yang seharusnya orang tak perlu tahu tentang kepribadiaan kita. Seperti contohnya website dan blog.
Faktor pendukung tumbuhnya internet sebagai media baru;
Karena internet menyediakan layanan yang familiar dan bersifat memudahkan penggunanya.
Internet juga mempunyai peran dalam bidang ekonomi, hal ini terlihat dengan adanya e-commerce, atau e-business.
Internet berperan sebagai infrasruktur yang membantu transaksi perdagangan dari penjual dan penbeli.
Selain itu internet juga bisa sebagai pasar belanja terbesar dengan jaringan informasi terluas.
Namun media baru berupa media online dapat diinterpretasikan sebagai arena positif komunikasi dalam perspektif ruang publik dari Jurgen Habermas. Habermas membayangkan ruang dimana anggota komunitas dapat secara kolektif membentuk opini publiknya dalam suatu lingkungan yang terlepas dari pemerintah dan ekonomi, demikian juga dengan ruang dialog yang tercipta melalui media internet.
Suatu komunitas pengguna media online sebagai pengungkapan aspirasi dan persoalan di lingkungan masyarakatnya yang menunjukkan komunikasi politik yang sehat menurut partisipasi dari aktor politik, media dan publik. Suatu komunitas yang memfasilitasi komunikasi politik yang sehat juga akan memungkinkan masyarakat sipil untuk mengorganisasikan, merancang dan membentuk suatu kelompok agar memberikan opini yang lebih berisi dan berbobot. Komunitas pun bisa mengorganisasikan akar rumput untuk melakukan gerakan dari sebuah gagasan yang diungkapkan oleh individu dalam kelompok tersebut dan mampu merasionalisasikan kepada individu lain.
Individu-individu yang bergerak bebas atau organisasi-organisasi kecil di tingkat lokal bisa memanfaatkan dan memaksimalkan potensi jaringan internet untuk membangun identitas gerakan dalam komunitas virtual dengan misi yang jelas dan tujuan yang dirumuskan secara spesifik. Reformasi informasi, yang difasilitasi internet, memberdayakan individu dan membuat individu memiliki kekuatan yang lebih berani untuk melawan aktor-aktor atau rezim-rezim penindas yang berusaha memanipulasi informasi dan persepsi serta mengontrol warganya.
Dengan bantuan media baru, memudahkan pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi untuk memperoleh pengalaman belajar akan nilai-nilai sosial budaya baru secara timbal balik.
Fasilitas media baru memudahkan orang untuk saling berinteraksi meskipun dipisahkan oleh jarak geografis, tetapi dengan bantuan media, interaksi dapat dilaksanakan dengan mudah. Misalnya, penggunaan media internet telah terbukti mampu menjembatani interaksi antarmanusia secara massal. Dengan adanya interaksi tersebut, proses transaksi pesan akan diikuti oleh transaksi nilai-nilai sosial budaya.
Adanya media baru, setiap orang memiliki kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar nilai-nilai sosial budaya orang lain, misalnya dengan menonton siaran televisi, individu memperoleh pengetahuan nilai-nilai sosial budaya yang dianut oleh masyarakat lain. Setiap orang memiliki kesempatan untuk secara aktif mencari informasi, khususnya mencoba memahami nilai-nilai sosial budaya pada orang lain atau masyarakat lain.
Media baru dalam teknologi komunikasi meningkatkan otomatisasi proses pencarian dan pengiriman informasi. Biaya dan waktu dapat berkurang, sementara hasilnya akan lebih memuaskan. Misalnya penggunaan media faxsimile, email, facebook, twitter telah mempercepat proses pengiriman informasi dari pada surat sehingga setiap orang dapat menggunakan waktu secara efesien. Kenyataan menunjukkan bahwa dengan media teknologi komunikasi juga mempermudah penerimaan informasi. Terbukti, kita dapat mengakses informasi dari berbagai sumber yang relevan.
Media komunikasi yang terdapat di masyarakat harus bisa kita pergunakan sebaik mungkin agar relevan dengan tujuan kita dalam melaksanakan komunikasi. Cara penggunaan media komunikasi dengan sebaik-baiknya memungkinkan media tersebut dapat memberikan manfaat dan meminimalisasi terjadinya dampak negatif. Media teknologi komunikasi mempertajam kesenjangan antara kelompok yang kaya informasi dengan kelompok yang miskin informasi, antara anggota masyarakat yang dapat mengoperasikan media dengan yang tidak dapat mengoperasikan media, dan antara kelompok ekonomi atas dengan masyarakat ekonomi lemah.
Melalui media teknologi, orang dapat mengakses data, termasuk di dalamnya data-data yang sifatnya pribadi. Dokumen rahasia yang dahulu disimpan dokumen file di lemari, sekarang sudah disimpan dalam memori komputer, lebih praktis dan ekonomis.
Kemajuan media teknologi sudah tentu akan mengakibatkan suatu dampak tertentu ketika teknologi itu gunakan. Dampak media teknologi komunikasi dampak dibedakan dalam dua tahapan. Pada tahap pertama, berupa dampak hasil teknis. Artinya bahwa dengan digunakannya media teknologi komunikasi, akan diperoleh keuntungan-keuntungan teknis yang direncanakan berupa peningkatan produktivitas dan efesiensi. Dampak kedua, konsekuensi sosial yang tidak diduga. Dengan digunakannya media teknologi komunikasi, menyebabkan kadar hubungan antarmanusia di dalam masyarakat menjadi berkurang sehingga kemungkinan akan mengakibatkan terbentuknya sikap ketergantungan terhadap media teknologi komunikasi.
Konsekuensi sosial dari perkembangan teknologi informasi bisa dilihat pada perubahan hubungan individu dengan individu, individu dengan komunitas, individu dengan lembaga sosial, individu dengan media massa, komunitas dengan media massa, dan komunitas dengan lembaga sosial. Keinginan untuk berubah sebenarnya tidak direncanakan oleh seorang pengguna teknologi informasi. Namun, dia memperoleh pengalaman dari penggunaan teknologi informasi tersebut kemudian dikonstruksikan dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu, perubahan hubungan yang terjadi seolah datang begitu saja.
Konsekuensi sosial dampak media teknologi komunikasi bisa bersifat membangun atau merusak, positif atau negatif, baik secara fisik atau pun secara hal-hal yang bersifat nonfisik, misalnya pola pikir, kebudayaan, dan tatanan hidup manusia.
 

 
 
Referensi :
Flew (2005). New Media : An Introduction. 2nd Edition. Oxford University Press: New York.
Sparks, C. "The Internet and the Global Public Sphere", dalam W. L. Bennett dan R. M. Entman (Eds.), Mediated Politics: Commmunication in the Future of Democracy. Cambridge: Cambridge University Press, 2001.
http://adifiranha.blogspot.com/2011/03/kedudukan-komputer-sebagai-pembentuk.html
 
 
 
 
 
 
;