Culture Studies dan Budaya Massa
Oleh: Lina
Supriyani (F1C010008)
Culture studies adalah satu teori
yang dibangun oleh para pemikir yang memandang produksi pengetahuan teoristis
sebagai praktik politik. Disini, pengetahuan tidak pernah menjadi fenomena
netral atau objektif, melainkan soal posisionalitas, soal dari mana orang
berbicara kepada siapa dan untuk tujuan apa. Cultur
studies dilihat sebagai situs penting bagi produksi dan reoroduksi hubungan sosial dalam
kehidupan sehari- hari.
Cultural studies itu sendiri
mempunyai beberapa definisi sebagaimana dinyatakan oleh Barker (via Storey,
2003), antara lain yaitu sebagai kajian yang memiliki perhatian pada:
- Hubungan atau relasi antara kebudayaan dan kekuasaan;
- Seluruh praktik, institusi dan sistem klasifikasi yang tertanam dalam nilai-nilai partikular, kepercayaan, kompetensi, kebiasaan hidup, dan bentuk-bentuk perilaku yang biasa dari sebuah populasi berbagai kaitan antara bentuk-bentuk kekuasaan gender, ras, kelas, kolonialisme dan sebagainya dengan pengembangan cara-cara berpikir tentang kebudayaan dan kekuasaan yang bisa digunakan oleh agen-agen dalam mengejar perubahan berbagai kaitan wacana di luar dunia akademis dengan gerakan-gerakan sosial dan politik, para pekerja di lembagalembaga kebudayaan, dan manajemen kebudayaan.
- Cultural studies adalah suatu arena interdisipliner dimana perspektif dari disiplin yang berlainan secara selektif dapat digunakan untuk menguji hubungan kebudayaan dengan kekuasaan.
- Cultural studies terkait dengan semua pihak, institusi dan system klasifikasi tempat tertanamnya nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan, kompetensi-kompetensi, rutinitas kehidupan dan bentuk-bentuk kebiasaan perilaku masyarakat.
Cultural studies berusaha
mngekplorasi hubungan antara bentuk-bentuk kekuasaan ini dan berusaha
mengembangkan cara berpikir tentang kebudayaan dan kekuasaan yang dapat
dimanfaatkan oleh sejumlah agen dalam upaya melakukan perubahan. Arena
institusional utama cultural studies adalah perguruan tinggi, dan dengan demikian
cultural studies menjadi mirip dengan disiplin-disiplin akademis lain. Namun,
ia mencoba membangun hubungan diluar akademi dengan gerakan sosial dan gerakan
politik, para pekerja dalam institusi-institusi kultural dan manajemen kultural. Cultural
studies adalah suatu proyek yang mengasikkan dan cair yang mengisahkan kepada
kita cerita tentang dunia yang tengah berubah dengan harapan agar kita dapat
memperbaikinya.
Budaya Massa
Bahwa budaya
massa diciptakan untuk tujuan keuntungan dan karena itu, budaya massa harus
dibuat homogen dan terstandar untuk menarik audiens. Di dalam proses ini
kemudian menjadikan seroang kreator berubah menjadi pekerja di tengah produksi.
Hal- hal
yang terdapat pada Budaya Massa:
a.
Pengaruh negatif terhadap budaya
tinggi. Budaya massa meminjam dan sekaligus merendahkan budaya sesungguhnya.
b.
Pengaruh negatif terhadap audiens.
Menumbuhkan kesadaran palsu bahkanmembahayakan secara emosional.
c.
Pengaruh negatif terhadap masyarakat
secara umum. Mereduksi kualitas budaya masyarakat.
Pada umumnya budaya massa dipengaruhi oleh budaya
populer. Pemikiran tentang budaya populer menurut Ben Agger (1992;24) dapat
dikelompokan menjadi empat aliran:
a. Budaya
dibangun berdasarkan kesenangan namun tidak substansial dan mengentaskan
orang dari kejenuhan kerja sepanjang hari
b. Kebudayaan
populer menghancurkan nilai budaya tradisional
c. Kebudayaan
menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi marx kapitalis
d. Kebudayaan
populer merupakan budaya yang menetes dari atas.
Pengaruh
Terhadap Audiens
Secara spesifik, efek budaya massa
terhadap audiensnya sudah menjadi postulat: bahwa ia secara emosional merusak
karena (cenderung)menghadirkan kepuasan palsu,brutalisme yang ditampilkan lewat
adegan kekerasan dan seks. Secara intelektual, budaya massa juga mempengaruhi
publiknya terkait dengan kemampuan mengatasi realitas, dan secara
kultural,mendistorsi kemampuan mereka terlibat dalam level budaya yang
lebih tinggi.
Mac Donald menggambarkan budaya pop
sebagai sesuatu yang merendahkan, sepele. Sedangkan Van den Haag melukiskan
bahwa semua media pada akhirnya mengasingkan orang- orang dari pengalaman
pribadi, secara intensif mengisolasi mereka dari yang lainnya, dari realitas
dan bahkan dari diri mereka sendiri. Seseorang menggunakan media ketika mereka
kesepian dan bosan. Tetapi media massa, kemudian mereduksi setiap kapasitas
pengalaman berarti.
Referensi:
Barker, Chris. 2008. Cultural Studies. Yogyakarta:
Kreasi Wacana
Storey, John. 2006. Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Yogyakarta:
Jala Sutra disusun oleh : Arfina, Tri W, Siti
A, Budi S
http://duniadandia.blogspot.com/2011/03/studi-media-budaya-dan-budaya-bangsa.html